Anak -anak di LIPUTAN6.com, Jakakarta memiliki risiko cedera yang tinggi. Pada usia aktif, mereka sering jatuh saat berlari atau bersepeda, memotong benda tajam atau bahkan lebih sedikit terbakar saat bermain kembang api.
Mengingat hal ini, Dokter dan Sekretaris -Jenderal Dewan Eksekutif Asosiasi Dokter Indonesia (PB IDI) mengatakan Ulul Albab mengatakan bahwa pelatihan untuk luka yang diobati pada usia dini adalah penting.
“Pada dasarnya, sangat penting untuk peran guru dan orang tua dalam upaya perawatan luka pendidikan.
Ketika datang ke bagaimana menghadapi cedera ringan yang dapat dipelajari pada anak -anak lebih awal, yang terdiri dari tiga langkah, yaitu: bersihkan luka
Luka pembersihan adalah langkah penting untuk proses penyembuhan luka yang optimal. Luka membersihkan dari kotoran dan bakteri dapat mencegah luka dari infeksi. Melindungi luka
Perlindungan dini adalah fase melindungi luka dari kotoran dan bakteri dan mencegah infeksi. Saat melindungi luka, anak dapat menggunakan plastik luka sesuai kebutuhan dan ukuran luka.
Berusaha keras untuk menggunakan plester tanpa bantalan lengket sehingga plester dapat dengan mudah dilepaskan dan tidak merusak.
Langkah ketiga adalah menyembuhkan luka. Anak -anak dapat dilatih untuk mengobati luka dengan aman, cepat dan mengurangi risiko kesan.
Salah satu cara untuk mengobati luka adalah secara teratur menggunakan minyak luka sampai luka sembuh dengan hati -hati.
Salep luka dapat membantu cedera ringan sembuh lebih cepat dan membuat risiko menjadi lebih sedikit. Membantu melepaskan kulit yang rusak, iritasi dan perlindungan dan menenangkan kulit yang sangat kering dan pucuk.
“Perawatan luka sebenarnya sederhana yang dapat dilakukan dalam tiga langkah, yaitu pembersihan, perlindungan dan penyembuhan. Ini berarti bahwa jika luka terjadi, selalu ingat untuk membersihkan luka dengan cairan antiseptik agar tidak terinfeksi,” jelas Ulul.
“Lalu, lindungi luka dengan mortir luka dan akhirnya jika dibutuhkan penyembuhan yang lebih cepat, Anda dapat menggunakan bawang putih minyak,” tambahnya.
Kerentanan anak-anak dari cedera dan cedera ditunjukkan dalam data risiko 2021. Datapos, 3,1 persen anak-anak berusia 5-14 tahun, dengan jumlah tertinggi yang muncul pada anak laki-laki.
“Jutaan cedera ringan terjadi setiap tahun, dan pertolongan pertama yang sebenarnya adalah cara terbaik untuk melindungi diri dari kemungkinan infeksi luka,” kata PT yang lebih tua PT Biersdorf perawatan kesehatan yang lebih tua dari Indonesia pada saat yang sama.
Tingginya jumlah cedera ringan adalah dasar bagi Yospin untuk memulai luka peringatan pada program anak -anak bekerja sama dengan IDI.
Perawatan Siaga Siaga Tanggap Care Entive adalah serangkaian pertolongan pertama dalam luka untuk mencapai 50.000 anak sekolah di 250 sekolah dasar di 5 provinsi. Ini adalah kelanjutan dari Program Peringatan Anak Hansplast (Ash) yang dimulai pada tahun 2015.
“Jumlah anak yang dididik pada tahun 2024 meningkat lebih dari sepuluh kali dibandingkan dengan 2015. Selain itu, Hansaplast melakukan beberapa tugas sosial dengan melakukan pendidikan untuk anak -anak yang terluka melalui media sosial,” kata Yosephin.
Lima provinsi yang berfokus pada program ini adalah: Jakacarta, Jawa Barat, Sumatra Utara, Jawa Tengah, Kalimantan Timur.
Selain IDI, Kantor Pendidikan juga akan berpartisipasi dalam memberikan pendidikan ke sekolah -sekolah tertentu.
Comments are closed