Laspan6.com, Jakarta – Ulang tahun Nabi adalah hari ulang tahun Nabi Muhammad, yang jatuh 12 rabir awal di peta Higri. Tahun ini, siang hari Nabi menurun pada 16 September 2024. Di Indonesia, tanggal September Nabi.
Sebagai pentingnya Islam, ulang tahun Nabi dicapai dalam banyak hal. Di Indonesia, ada berbagai tradisi pada hari bakat Nabi.
Tertarik dengan tradisi? Mengingat lima budaya selama ulang tahun Nabi di Captancabocs. 1. Sekaten
Sekaten berasal dari halaman Insan Insan Cit University (UIC) Indonesia, Sekaten dapat diadakan dari Istana Axakarta. Acara dimulai pada ujung 5 dan 12 Mulud di Javelin Sunrise (yang menyeimbangkan Rabiul Awalua.
Informasi lebih lanjut tentang sejarah akar Sekaten Shahadatin, yang berarti dua kalimat di Shahada. Sejarah Sekaten disebabkan oleh fakta bahwa penyebaran Sunriga tidak dapat dipisahkan, dan Sunriga menonjol di kerajaan Demak.
Pada waktu itu, sebagian besar agama adalah Hindu dan Sames Yehuwa. Untuk mencapai misinya, Sunan Galijagema suka memantau orang menggunakan instrumen gamelan. Karena hasil ini berhasil dikumpulkan, ini digunakan untuk mengekspresikan Islam dan menyebarkan publik ke Shahada.
Walima adalah tradisi untuk merayakan ulang tahun Nabi sejak gorila tanah Minahasa di Pulau Sulawesi, generasi Minahasa Lum Mahasa telah berlangsung selama beberapa generasi. Diperkirakan tradisi dimulai di Gorontalo sejak masyarakat mulai belajar tentang Islam.
Tradisi Walima dimulai dengan tantangan kritik atau praktik Dhikr di masjid. Setiap masjid di setiap sudut gorila diberi energi oleh populasi.
Di rumah, semua keluarga biasanya membuat banyak gorila makanan atau makanan ringan. Setelah itu, setiap rumah akan selalu membuat makanan ringan biasa seperti Kolombengi, Curuti, Center dan Pobangi.
Hidangan ini akan disiapkan di Tolanga, dan lingkaran pastry terlihat seperti perahu atau menara. Tolangga ini juga merupakan baki berbentuk roti yang terbuat dari roti kuning yang membuat roti indah. Torana nantinya akan membawanya dari rumah ke masjid.
Tradisi ini dibuat oleh Istana Kamanman di Kaisang, Jawa Barat. Bentuk tradisional adalah dalam bentuk pembersihan ritual dari Serkaten Savage, yang ia gunakan di istana Kanoman.
Tantangan ini berarti menyambut ulang tahun Nabi. Bagi mereka yang memenuhi syarat untuk penduduk, tradisi ini masih memiliki kesempatan untuk melihat kemunculan gong pusaka, yang hanya terjadi setahun sekali.
Pencucian gong dimulai dengan membaca doa dan berkah. Cuci dengan bunga di wajah yang indah dan fermentasi air kelapa hijau dari tumor merah (pohon kelapa)
Membersihkan peralatan dan dokumen Sekaten Gamelan sangat meneruskan warisan kota ke suara bukan yang pertama. 4. Endun-endogan, Banyuwangi, Jawa Timur
Di Banyuwangi, ada budaya utama dalam salam ulang tahun Nabi Muhammad. Tradisi ini telah menjadi tradisi ini sejak akhir abad ke -18. Diameter bagian dalam atau telur yang digunakan dalam tradisi adalah simbol ulang tahun Nabi Muhammad.
Tradisi terdiri dari bunga dan telur yang menggantung dari bunga. Telur dekoratif kemudian dimasukkan ke dalam perjamuan yang dihiasi. Kemudian, dekorasi ditemukan di sekitar desa menggunakan becak, beberapa di antaranya ditempatkan di masjid. Saat membaca film, saat membaca film dalam buku al-Barjanzi.
Pada orang -orang Banjar, selatan Kalimantan, budaya ini terus -menerus menggunakan kelahiran Nabi Muhammad, nabi anak -anak. Praktik khusus ini disebut Baayun Maulid.
Baayun mengacu pada ayunan Arab atau penundaan bayi dan Maori, yang berarti kelahiran. Dalam budaya Baayun ini, komunitas menyiapkan ayunan kain tiga lapis dan menghiasi penggemar.
Anak -anaknya mengikuti tradisi -tradisi ini orang tua harus menyiapkan wadah dalam kotak sereal, Cintalu dan Binger (transfer uang). Setelah itu, anak itu ditempatkan di ayunan, dan orang tuanya akan bekerja dengan pembaca, doktrin dan berdoa. 6. Moloden, Madura
Madurus memiliki banyak cara untuk memperluas cintanya pada Nabi Muhammad, termasuk kepemimpinan Molodhen atau Maulidan. Mauritan dapat ditemukan di jemaat atau manusia. Orang biasanya bahan yang paling umum digunakan. Dan Maulidan ada di gereja, tetapi hanya pada hari ulang tahun Nabi Muhammad dari Robiul Awal 12.
Bulan Madid ini sering disebut “Idul Fitri Anak”. Ketika undangan untuk hal kecil diundang, mereka akan duduk di depan kabut dan berjalan di atas kerucut. Begitu Kiai mulai berdoa, mereka berjuang untuk tujuan buah sampai dihancurkan.
Comments are closed