Republika.co.id, Jakarta- Pada akhir pekan lalu, Menteri Pertanian Omran Imran Suleiman memimpin pemantauan beras untuk mengolah padi di semua area produksi beras lokal. Langkah ini diambil untuk mencegah pengulangan krisis makanan yang terjadi pada awal 2024.
Imran mengkonfirmasi bahwa keberhasilan kebebasan pangan tergantung pada pencapaian wilayah pertanian (LTT) pada periode Februari hingga April 2025.
Kebijakan pompa dilaksanakan oleh pemerintah yang menunjukkan hasil positif. Produksi pangan pada bulan Juli hingga Desember 2024 meningkat secara signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Dia menekankan bahwa pada tahun 2025, pemasangan pompa irigasi akan lebih baik, sehingga diharapkan akan dapat mendorong lompatan produksi yang lebih besar.
Namun, menteri juga menekankan pentingnya meningkatkan infrastruktur irigasi, terutama di daerah dengan hujan tinggi. Untuk alasan ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Pusat Pekerjaan Umum (BBWS) harus memastikan persiapan dan meningkatkan irigasi untuk mendukung budidaya padi. Beberapa langkah diambil di bidang prioritas seperti Pinrang, yang mengusulkan 8.000 hektar untuk memperbaiki irigasi universitas serta membangun dan membangun alur untuk meningkatkan hasil produksi.
Di Lampung, BBWS melaporkan bahwa ia sedang memperbaiki bendungan yang rusak oleh hujan tinggi, sementara di barat Calmanan, 12 area irigasi bekerja sepanjang 550 km. Di Sumatra Selatan, BBW juga memulihkan dua area irigasi dan rawa untuk memastikan air yang tersedia. Brigadir Jenderal Bora, seorang pejabat kerja di wilayah Calmanan, menyatakan bahwa BBWS telah secara aktif menangani masalah irigasi menurut diskriminasi pangan.
Beberapa area telah menetapkan tujuan LTT mereka. Pada bulan Februari 2025, Jawa Timur menargetkan dengan luas 156786 hektar, yang diperkirakan akan meningkat menjadi 193.419 hektar pada Maret 2025. Sementara itu, di sebelah barat Java mencatat 154.800 hektar pada Januari 2025.
Khatingan menyebutkan bahwa itu akan memenangkan 4.800 hektar sawah minggu depan, sementara Bombana dengan LTT 3380 hektar menghadapi tantangan tentang kurangnya mesin pertanian (Alsintan). Untuk mengatasi hal ini, Menteri Pertanian mensyaratkan distribusi algline untuk mempercepat ke semua wilayah. “Pemerintah harus memastikan bahwa mesin pertanian sudah cukup di semua bidang. Jika ada brigade diet, ia tidak menerima alat, segera,” kata Imran, yang menulis dalam pernyataan resmi Kementerian Pertanian.
Indonesia, yang berlanjut di Mintan, harus siap dalam upaya pasokan makanan, karena krisis pangan global yang terjadi pada tahun 2024. Sebanyak 22 negara menghadapi ekspor makanan dan Indonesia menghadapi kemungkinan tidak ada makanan pada Januari 2024. Laporan ini diperkirakan dalam 1-2 hari.
Dengan semangat tindakan bersama dan kerja sama, Menteri Pertanian percaya bahwa Indonesia dapat mengatasi tantangan ini. “Kami harus memastikan bahwa tidak ada nasi yang menunggu tahun lalu. Semua pihak harus siap bersama untuk menghadapi tantangan ini,” kata Imran.
Comments are closed