Coverage6.com, Jakarta Hanthag “lama” mengacu pada gerakan pemuda Indonesia untuk pindah ke luar negeri untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
Penguasa pergi ke luar negeri berdasarkan toleransi terhadap berbagai hal, termasuk kondisi kerja dan politik.
Jadi, apa peran orang tua pada anak -anak yang mencoba nasib lain di negara lain?
“Jika seorang anak berusia 25 tahun, itu biasanya berlanjut pada orang dewasa. Ini dapat membantu membahas motivasi terbesar negara itu hanya karena tren atau tahapan global. Orang tua juga dapat mengundang anak -anak untuk memahami potensi keinginan untuk bekerja di luar negeri.
Penting juga untuk membangun komunikasi antara orang tua dan anak -anak. Oleh karena itu, anak -anak didukung, bukan kerja keras, dan mereka harus berlari di rumah atau dari rumah.
Lingkungan firi, tag “jalankan saja”, seperti dua bilah. Ya, ada sisi positif dan negatif.
“Ya, dua bilah, pertama -tama menjalankan tagar, jadi mereka yang terus menjadi orang asing di luar negeri, jika kita terlihat seperti diplomasi, memperkenalkan dunia,” Emretis, ketika seseorang bekerja di luar negeri, mereka dapat berkontribusi pada valuta asing yang berguna di Indonesia.
“Tetapi sabuk samping yang lain juga merupakan dampak atau konsekuensi negatif. Bagi siapa pun di luar negeri, bakat untuk membangun negara ini adalah yang terbesar. Jadi, ya, ada diri yang negatif,” jelas lima yang jelas.
Limai Plus, #Caburajadulu dapat memengaruhi anak -anak lain atau remaja untuk berolahraga.
“Tidakkah Anda mempengaruhi anak -anak setelah olahraga ini? Ya, mereka pikir tidak ada harapan (harapan) ketika mereka melihatnya tinggal di Indonesia dan siapa yang memiliki orang yang bersaing di arena global.”
“Jadi, tujuannya bisa mencapai kehidupan yang lebih baik,” pungkasnya.
Comments are closed