REPEALIKA.CO.ID, Jakakarta – Protein yang ditemukan dalam darah tiram atau tiram Australia diklaim membantu melawan bakteri super yang tahan antibiotik. Ini didasarkan pada hasil studi terbaru oleh Australia South Cross University (SCU).
Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan pada hari Selasa, para ilmuwan telah menemukan protein dalam jenis tiram di Sydney, dapat membunuh bakteri dan meningkatkan efektivitas beberapa antibiotik terhadap berbagai bakteri. Dalam tes laboratorium, mereka menemukan bahwa protein secara efektif membunuh Streptococcus pneumoniae dan streptococcus pyogenesis, bakteri, masing -masing disebabkan oleh pneumonia dan leher strep.
Ketika digunakan dengan antibiotik, protein membuat keduanya menjadi 32 kali lebih efektif untuk membunuh Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. Kirsten Bankendorf dari Fakultas Sains dan Teknologi SCU, sehingga penelitian ini mendukung potensi penggunaan produk alami dari tiram untuk mengobati infeksi bakteri.
“Kami juga menemukan bahwa protein tidak beracun bagi sel manusia, menunjukkan bahwa antibiotik yang aman dari tiram harus dioptimalkan,” kata Bankendorf, yang diterbitkan oleh Xinhua, Rabu (1/22/2025).
Tim peneliti telah menemukan protein dalam darah tiram dapat mencegah pembentukan biofilm dan menghancurkan biofilm yang ada. Biofilm adalah kumpulan bakteri yang saling menampung, membuatnya sulit dijangkau dengan antibiotik atau sistem kekebalan tubuh manusia.
“Protein hemolimf dalam tiram dapat mencegah pembentukan biofilm dan campuran biofilm sehingga bakteri lebih rentan terhadap paparan antibiotik, bahkan dalam dosis yang lebih rendah,” kata Bankendrof.
Superbug yang tahan antibiotik telah menjadi ancaman utama bagi kesehatan sosial global. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), infeksi sebagai akibat dari bakteri resisten bisa sulit atau tidak mungkin untuk diobati, yang meningkatkan risiko penyebaran penyakit, penyakit serius, kecacatan dan kematian. Oleh karena itu, studi terbaru ini bisa menjadi harapan baru bagi staf medis untuk mengatasi masalah ini
“Penemuan ini memberikan peluang besar bagi para peneliti dan industri akuakultur dan farmasi untuk bekerja sama untuk pengembangan antibiotik baru,” kata peneliti.
Comments are closed