Republika.co.id, Iacarta – Sumber nutrisi, termasuk protein, yang murah dan dapat diakses adalah kunci untuk menghadapi tantangan keamanan pangan dan kekurangan makanan di dunia. Di Indonesia, kekhawatiran tentang kekurangan dan nutrisi yang berlebihan, terutama hit dan obesitas meningkat.
Selain daging dan susu, ternyata kacang juga bisa menjadi sumber protein yang lebih mudah diakses bagi masyarakat. “Meskipun ukurannya kecil, kita tidak bisa meremehkan kacang.
Ini mengatakan dalam pengingat Hari Kacang Dunia yang dirayakan pada 10 Februari setiap tahun. Kacang kaya akan serat air, vitamin dan mineral yang larut, tetapi rendah lemak, yang dapat membantu mengurangi kolesterol dan mengendalikan gula darah.
Kacang juga dapat membantu mencegah dan mengurangi risiko penyakit seperti diabetes dan penyakit jantung. Selain itu, Yurdi juga mengatakan bahwa kacang diharapkan lebih populer di bidang pertanian dan pola atau pola pangan, karena harganya dapat diakses dan manfaat kesehatan dan lingkungannya.
FAO memperkirakan bahwa penggunaan kacang global akan meningkat dari 7 kg per tahun pada tahun 2022 menjadi 8,6 kg per tahun pada tahun 2032. Indonesia adalah salah satu negara penghasil terbesar di Asia. Pada 2018-2019, Indonesia menyumbang hampir 8,5 persen dari produksi kacang global.
Kacang juga merupakan kunci untuk sistem pertanian yang lebih resisten. Selain mendukung kesuburan tanah dengan meresepkan nitrogen dengan pertumbuhan yang berputar, kacang juga dapat membantu mengembalikan degradasi tanah.
Tanaman ini dapat membantu mengatasi perubahan iklim, karena dapat disesuaikan dengan kondisi cuaca ekstrem dan dapat tumbuh bahkan dalam kondisi kekurangan tanah dan masuknya minimal (seperti pupuk, energi, dan peralatan khusus).
Fabas juga meningkatkan penyerapan karbon di tanah dan membantu memotong hama dan serangga secara alami. Sebagai tanaman penutup tanah atau sebagai bagian dari sistem pertukaran, kacang dapat mengurangi erosi tanah sambil meningkatkan produktivitas global di Bumi.
Fabas harus terbiasa dengan orang -orang Indonesia. Fabas telah menjadi menu harian seperti tempe, tahu dan berbagai makanan ringan lokal. Kacang juga merupakan salah satu komponen skor pola makanan (PPH) yang mengukur kualitas makanan dan menjadi indikator diet.
Menurut Bapenas, Indonesia memiliki lebih dari 12.000 jenis kacang, tetapi hanya sebagian kecil yang dimakan oleh masyarakat. Kekayaan berbagai makanan Indonesia jelas tidak bisa dilupakan.
Beberapa contoh nutrisi lokal sangat bergizi tetapi kadang -kadang dilupakan atau “dinyanyikan” adalah kacang gila (sketsa ungeads), yang biasanya dalam menu makanan seperti crecek atau salep. Contoh lain adalah Lamitoro (Leucaena leucocephala) dan kacang atau porno (purpureus lablab) yang dapat digunakan sebagai camilan dan dapat diproses dalam berbagai menu makanan Nusantara.
Berbagai inovasi juga dicari untuk menghasilkan tempe dan tahu dari kacang lokal seperti kedelai alternatif. “Varietas kenari Indonesia yang kaya ini sering dilupakan di daerah perkotaan, tetapi di daerah pedesaan, mereka adalah sumber protein dan sumber pendapatan harian bagi banyak petani keluarga,” kata perwakilan FAO di Indonesia dan Timor Timor Rajendra Aryal.
Dia juga menguraikan peran penting petani keluarga dalam melestarikan keanekaragaman hayati untuk pangan dan pertanian. Oleh karena itu, upaya untuk mendukung pertanian keluarga untuk mengembangkan program semangat kerja sama antara FAO dan Kementerian Pertanian.
“Hari Kacang Dunia Hari Ini, kami mengundang orang -orang dari Indonesia untuk merayakan keragaman kacang di Indonesia. Hari ini dan setiap hari, kami mengambil lebih banyak kacang lokal di sekitar kami,” kata Rajendra.
Comments are closed