Lioptan6.com, Jakarta – Indonesia termasuk dalam delapan negara yang menyumbang dua kasus tiga tuberkulosis (TB) di seluruh dunia. Pada tahun 2023, sebuah survei tertulis menunjukkan bahwa prevalensi umbi paru-paru didasarkan pada kelompok usia di bawah tahun ini, yaitu 0,08 persen, usia 1-4 persen dan kelompok 5-12 tahun 0,18 persen.
Itu ditransmisikan ke perwakilan yang makmur dan keluarga (KSPK) dari Badan Nasional untuk Populasi dan Perencanaan (BKKBN) Nopian Andusti.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan kasus di Indonesia menembus menjadi satu juta, tepatnya 1.060.000 kasus.
“Jumlah ini adalah yang tertinggi sama sekali,” kata Naprian pada orang tua besar (kerabat) dari seri kesembilan dari tahun 2024 dengan tema “Dia tahu dan mencegah tuberkulosis (TB) pada hari Kamis (26/26/2024) dalam hibrida anak -anak awal.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2022, Indonesia adalah kasus kedua dari TB yang paling banyak setelah India. Insiden di Indonesia TB adalah 354 per 100.000 penduduk. Pada tahun 2023 ada sekitar 809.000 kasus TB.
Sementara itu, bidan dan ahli ginekologi Astro Wordo mengatakan bahwa kebangkitan tuberkulosis pada tahun 2022 setelah Pendami sangat cepat.
“Tidak pernah ada kasus dengan tuberkulosis tinggi, karena pada tahun 2022 jumlah kasus menunjukkan bahwa vaksin BCG kemungkinan akan sangat terganggu ketika trennya,” Astro mengutip siaran pers pada hari Jumat (27/2024).
“TBC cukup serius karena akan mengganggu pertumbuhan dan otak juga akan terganggu oleh pertumbuhan dan secara otomatis akan menyebabkan sumber daya manusia kita tidak memenuhi dengan baik dan sebagainya,” tambah Esto.
Selain itu, lanjutkan pengujian, sekarang ada tuberkulosis obat. Untuk alasan ini, ibu harus berhati -hati dan penyimpanan lengkap.
“Begitu mereka dilahirkan, anak -anak divaksinasi untuk mencegah tuberkulosis. TBC terus tumbuh, TBC terus tumbuh pada anak -anak, dan kemudian ada jenis baru tuberkulosis dalam arti bahwa itu kebal terhadap obat -obatan.
Selain vaksin yang mengintensifkan, sama pentingnya untuk mempertahankan lingkungan lingkungan. Karena tuberkulosis juga disebabkan oleh daerah kumuh.
“Ada lebih sedikit kipas rumah kotor, maka mereka bisa basah, maka mereka bisa dengan cepat (TB).
Anak -anak, terutama anak -anak di bawah lima tahun, adalah kelompok tuberkulosis yang rentan.
Kementerian Kesehatan mencatat bahwa di Indonesia di Indonesia terinfeksi tuberkulosis pada tahun 2022. Jumlahnya adalah anak berusia 0-14 tahun. Ada 57.024 anak yang terkena tuberkulosis pada usia 0-4.
Menurut seorang dokter anak, konsultan pernapasan dan konsultan paru (jiwa) dari Asosiasi Anak Indonesia (IDAI), Muhammad Perole Odin, TBC adalah penyakit serius yang disebabkan oleh bakteri yang dapat ditularkan melalui udara. Selain serangan paru -paru, ternyata tuberkulosis dapat menyerang organ kulit, mata, dan organ lainnya.
“Anak -anak sangat rentan karena sistem kekebalan tubuh mereka belum berkembang dengan sempurna. Ini adalah pentingnya pengetahuan bagi orang tua untuk membuat lebih banyak dan lebih banyak gejala dan metode terkait tuberkulosis,” kata Perol.
Perole menambahkan bahwa tuberkulosis dapat ditransfer melalui udara, terutama ketika dipecat oleh batuk atau bersin. Mereka semua bersin 1000 bakteri.
Anak -anak lebih rentan terhadap kontraksi tuberkulosis jika ada anggota keluarga yang terinfeksi tuberkulosis aktif. Ventilasi di rumah yang salah juga meningkatkan risiko penularan karena bakteri berkeliaran di rumah.
“Kami merekomendasikan bahwa rumah itu terpapar sinar matahari, karena bakteri dapat mati terkena sinar matahari.”
Gejala tuberkulosis pada anak -anak untuk berhati -hati tentang orang tua: batuk panjang, batuk tidak pernah berhenti, tidak salah lagi, lebih dari dua minggu; Panas selama lebih dari dua minggu; Penurunan berat badan; Anak -anak berkeringat di malam hari, bahkan jika ruangan itu dingin dan tidak berolahraga; Anak -anak yang kurang aktif dan lemah; Ada pembengkakan kelenjar getah bening.
Comments are closed