LIPUTAN6.com, Jakarta’s “Just Away First” di media sosial baru -baru ini. #Kaburajadulu sekarang merupakan cerminan dari kekecewaan pemuda Indonesia yang terkait dengan berbagai hal di negara ini, terutama tentang peluang kerja dan kebijakan politik.
Menurut dunia klinis, Fifi Praudika, tagar “hanya berjalan lebih dulu” seperti dua bilah. Artinya, ada fitur positif dan negatif.
“Seperti pisau, tagar pertama kali lolos sehingga orang memiliki ambisi untuk tinggal di luar negeri, jika kita melihat bahwa itu mungkin dapat meningkatkan jumlah diaspora Indonesia.
Secara ekonomi, ketika orang bekerja di luar negeri, mereka dapat berkontribusi pada pekerjaan asing untuk Indonesia untuk kepentingan negara.
“Tetapi di sisi lain, ada efek atau konsekuensi negatif. Misalnya, jika semua orang keluar, apakah Indonesia mengambil?
Vivi menambahkan, #Kaburajadulu dapat memengaruhi anak -anak atau orang muda lainnya untuk membuat gerakan.
“Anda tidak dapat mempengaruhi anak -anak untuk mengikuti gerakan ini? Ya, mungkin tidak hanya ketika mereka melihat bahwa kehidupan di Indonesia tidak menjanjikan (menjanjikan di dalamnya) dan memiliki bakat untuk bersaing di dunia.”
Dia tidak terus pindah dan mencari kehidupan yang lebih baik, perlu untuk mempersiapkan -sempurna.
“Jadi tujuan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dapat dicapai,” kata Vivi.
Fifi juga menyoroti bahasa atau kata -kata yang digunakan dalam #Kaburajadulu.
“Kita akan melihat dari tagar, benar, jika di dunia psikologis, kadang -kadang kita melihat cerita yang digunakan, dan kata -kata yang digunakan. Ini adalah kata -kata yang digunakan tetapi” melarikan diri “, kita biasanya melakukannya ketika kita ingin berlari, ada sesuatu yang perlu kita hindari.”
“Orang -orang melarikan diri karena mereka tidak menghindari sesuatu yang baik, sehingga mereka dapat bertahan hidup. Nah, apakah ini berjalan dari kenyataan?
Sementara itu, kehidupan di negara tujuan baru tidak selalu stabil dan tidak perlu nyaman.
“Nama yang kami ungkapkan harus, pada awalnya, tidak menyenangkan, periode adaptasi ini sangat penting. Ketika t -tam tidak nyaman, tidak sesuai dengan gambar, dan tidak sesuai dengan bayangan.”
Belum lagi masalah pajak tinggi, jumlah transportasi online, dan harga layanan tinggi, pada empat musim.
“Jadi kita harus mempersiapkan, kita tidak melarikan diri dari kenyataan, tetapi itu tidak seperti kita tetapi kita terus hidup dalam kehidupan nyata. Kita ingin tinggal di Indonesia, kita ingin hidup dalam kehidupan nyata.
Sederhananya, pengecer #Kaburajadulu mengacu pada keinginan kaum muda untuk meninggalkan Indonesia dan terlihat lebih baik di luar negeri, dalam hal karier, pendidikan dan tingkat hidup.
Menurut tagar FIFI “Jalankan saja”, dia sudah pergi baru -baru ini. Fenomena ini bukan hanya tren untuk media sosial, tetapi juga dapat dipahami sebagai bagian dari mekanisme psikologis untuk menangani tekanan sosial dan ekonomi.
Vivi berkata: “Jika kita melihatnya, ini bukan hanya tanda klasifikasi, tetapi semacam respons terhadap kondisi yang tidak dideklarasikan, secara ekonomi dan sosial.”
Oleh karena itu, dapatkah gangguan pemuda #Kaburajadulu diselesaikan?
“Nama tanda ritel, jika tidak terbatas pada keinginan tanpa tindakan konkret, itu bisa menjadi solusi. Tetapi jika kita berbicara apakah bagian luar dapat mengatasi situasi lokal, itu harus diperlakukan dengan cermat.” Di bawah “
Comments are closed