Pakula.co.id, Jakarta -Pt PL Pengembangan energi biomassa -Ecosystems dianggap sebagai salah satu kunci untuk mendorong upaya ini.
Eddy Soparno, anggota Kamar Perwakilan di Republik Indonesia, mengatakan bahwa Indonesia, yaitu 7-8 % dari pertumbuhan ekonomi, secara alami membutuhkan dukungan untuk pasokan energi yang tinggi. Jadi dia melihat pentingnya ekosistem energi nasional, yang didukung oleh berbagai sumber energi, salah satunya adalah biomassa.
Dia mengatakan bahwa DPR dan pemerintah telah mengalami ambisi ini untuk Kebijakan Energi Nasional (RPP Ken), di mana salah satu konten dikaitkan dengan peraturan penggunaan pemerintah biomassa atau biofuel (BBN). Tujuannya adalah untuk mengembangkan sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan.
“Kami memiliki kesempatan untuk mengembangkan nama Biomassa, BBN. Sumber ini dapat berasal dari Energy Forest (HTE),” kata Eddy dalam presentasinya dalam presentasinya di Green Talk, Green Talk, “Senin (PLTBM),” Senin (30/9/2024).
Dia menambahkan bahwa penggunaan BBN di RPP -kennas harus dilakukan dengan memeriksa keseimbangan, energi, dan ketahanan pangan. Berkat proses yang tepat, aspirasi ini menghadirkan ekonomi sirkular yang berkelanjutan bagi masyarakat, termasuk lingkungan.
“Kami harus mentransfer ekonomi sirkular ini. Dan ini membutuhkan bantuan, dukungan dari semua pemangku kepentingan yang relevan, termasuk Meti,” katanya.
Pada saat yang sama, Trois Diisudi menjelaskan koordinator investasi dan kerja sama bioenergi dengan Kementerian Energi dan Kementerian Mineral (ESDM) (ESDM) pada energi terbarukan baru dan penyimpanan energi (EBKE), pemerintah mendukung peningkatan PLN-metal-initiative. Diberikan bahwa Trois, potensi biomassa, terutama untuk sektor listrik atau PLTB, cukup besar dan mencapai 57 gigawatt (GW).
“Kami benar -benar memahami bahwa bio -energi adalah bagian dari dunia energi yang dapat dikatakan sebagai yang paling sempurna. Mengapa karena itu dapat menggantikan semua energi fosil. Kemudian area yang bisa sempurna (ia menggantikan) dapat menjadi generator bio -energi untuk transportasi untuk menggantikan bahan bakar,” jelasnya.
Dengan demikian, Darmawan Prasodjo, CEO PLN, bahwa PLN telah melanjutkan dedikasinya untuk mendukung pemerintah untuk mengurangi emisi karbon dioksida, terutama di sektor listrik. Salah satunya adalah pembangunan ekosistem biomassa yang andal untuk memenuhi kebutuhan generator.
“PLN telah membangun ekosistem biomassa berdasarkan ekonomi populis. Dalam hal ini kami bekerja sama dengan masyarakat, administrasi lokal dan pembuat keputusan sehubungan dengan penggunaan negara -negara penting dalam sistem integritas yang terintegrasi dengan Biomassaduts,” kata Darmawan.
Darmawan menjelaskan bahwa hingga 3 kuartal 2024 PLN telah menggunakan 3 juta ton biomassa dalam program paralel 46 pabrik uap (PLTTU) dan emisi karbon dioksida berhasil mengurangi karbon dioksida. Penggunaan biomassa ini juga menawarkan nilai finansial kepada masyarakat hingga 2 triliun rps per tahun dan mencakup maksimum 250 ribu orang.
“Jumlah penggunaan biomassa akan terus meningkat menjadi 10 juta ton pada tahun 2025 untuk memenuhi kebutuhan biomassa di 52 PLN pltus,” tambahnya.
Wiluyo Kusdwiharto, direktur manajemen proyek dan energi terbarukan baru PLN, menjelaskan bahwa partainya telah berkolaborasi dalam pengembangan SOOS dan sektor swasta dengan pabrik -pabrik energi. Selain itu, ini mendorong penggunaan limbah untuk biomassa untuk pembangkit listrik.
Wiluyo juga mengundang semua pihak yang berkepentingan untuk mengatur kerja sama bersama. Itulah sebabnya pendukung ekosistem dapat dibuat untuk menggunakan potensi besar biomassa di negara ini. “Biomassa ini adalah potensi yang sangat kaya di Indonesia dan merupakan salah satu energi energi. Karena bahan biomassa memiliki banyak keunggulan, bagaimana kita menggunakannya,” kata Wiluyo.
Comments are closed