LIPUTAN6.com, Taruna Ikarta, mobil Taruna, mobil Taruna, mengatakan Jakarta mengatakan ada 17 kasus keracunan dalam program nutrisi gratis (MBG), yang berlangsung di 10 provinsi.
“Ada 17 kasus keracunan dan pada kenyataannya ada 8 tidak ada,” -2025. 22. Mei
Berdasarkan kategori keracunan makanan, beberapa faktor diharapkan belajar yang menyebabkan sesuatu yang tidak diinginkan.
“Kami tidak ingin saling menyalahkan, tetapi kami menemukan jalan keluar dari acara ini, kami belajar dari 17 contoh sebelumnya,” kata Taruna lagi.
Menurut pencarian dan analisis BPU, ada tiga faktor utama yang menyebabkan keracunan makanan dalam program:
1. Kontaminasi Makanan Awal
Sumber kontaminasi dapat berasal dari bahan baku, air baku, air cuci. Ini juga dapat datang dari lingkungan untuk diproses atau disimpan. Juga manajer makanan yang kurang steril.
“Ini karena suhu dan waktu di mana ada suhu tertentu yang dapat menyebabkan bakteri,” kata Taruna.
Kemudian kondisi untuk pengolahan makanan dan makanan tidak teratur mungkin menjadi penyebab keracunan makanan di MBG.
3. Tidak mungkin mengendalikan keamanan pangan
Ini terkait dengan praktik kebersihan dan toilet, kontrol pengelolaan kering dan makanan.
Taruna juga menyatakan bahwa dia akan secara optimal berkontribusi pada keberhasilan program nutrisi gratis (MBG).
“Persediaan dan agen makanan diwajibkan untuk secara optimal mendukung tugas -tugas dasar (tugas dan fungsi utama) yang kami miliki,” katanya.
BPU akan mengatur pelatihan untuk diploma dalam Gerakan Pembangunan Indonesia (SPPI). SPPI adalah personel yang telah menggunakan program nutrisi gratis di banyak bidang. SPPI, antara lain, bertanggung jawab sesuai dengan dan mengelola SPPG di wilayahnya, yang memastikan kualitas, keamanan, dan waktu yang tepat dari distribusi makanan bergizi kepada siswa.
“BPU telah menyiapkan 900 instruktur pelatihan SPPI. Ini berarti bahwa kekuatan pendorong pengembangan Indonesia akan melaksanakan implementasi teknis hidangan nutrisi gratis,” kata Taruna.
Comments are closed