Republic.co.id, Jakarta – Profesor Psikologi UI – UI bahwa Salim mempromosikan pentingnya lembaga psikologis psikologis yang ketat bagi mahasiswa kedokteran yang potensial. Ini menanggapi kasus dugaan pemerkosaan yang dibuat oleh seorang dokter kepada seorang penduduk anestesi terhadap keluarga pasien di RSTS Bandung.
Berdasarkan laporan polisi, para pelaku mengindikasikan bahwa mereka memiliki gangguan seksual. “Itu harus dilihat dari awal ketika mahasiswa kedokteran memiliki penyakit seksual. Jadi lembaga pendidikan harus membuat ujian psikologis,” Rose Contacts Republica.co.id pada hari Kamis (10/4/2025).
Menurut mawar, tes psikologis dapat membantu melihat potensi penyakit seksual atau kecenderungan perilaku curang dari masing -masing dokter potensial. Rose juga memeriksa, penyaringan ini bisa menjadi langkah pada penghindaran pertama. “Cara untuk melakukan dengan tes kejiwaan, wawancara psikologis dan pengamatan jejak kakinya di media sosial juga dapat menjadi pertimbangan. Ini penting untuk memastikan bahwa dokter potensial tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga mental dan sehat secara emosional,” kata Rose.
Rose mengatakan penyakit seksual dapat dialami oleh semua orang, termasuk tenaga medis. Menurutnya, penyakit seksual juga tidak terkait dengan tingkat pendidikan seseorang. Jadi dia meminta publik secara teratur untuk waspada di ruang publik, karena bersalah atas penyakit seksual dapat datang dari lingkaran apa pun.
“Memang, penyakit seksual atau penyakit seksual tidak terkait dengan keadaan pendidikan tertentu. Jadi seorang dokter dapat mengalaminya,” katanya.
Dia menjelaskan, penyimpangan dari dorongan seksual biasanya mencerminkan bentuk fantasi untuk item, keadaan atau kegiatan tertentu. Fantasi bisa menjadi dorongan yang kuat sampai para pelaku merasa dipaksa untuk bergerak.
“Untuk para pelaku, ketika dia mematuhi imajinasinya, dia bisa puas. Tetapi bagi korban itu adalah penyebab trauma yang dalam dan penderitaan,” kata Rose.
Untuk informasi, siswa dari Program Pendidikan Kedokteran Khusus (PPDS) dari pasien Famer Famer berada dalam bentuk sampel darah korban untuk pengambilan sampel darah korban.
Setelah menyuntikkan narkoba sampai korban tidak sadar, para pelaku yang diduga diperkosa. Tindakan busuk dibuat di salah satu kamar lantai ke -7 untuk membangun RSHS.
Comments are closed