Kalah di Peparnas 2024, Atlet Tenis Meja Sumsel Pelajari Teknik Pemain Lain agar Bisa Lebih Baik

Sukoharjo LIPUTAN6.com bertepuk tangan dengan keras di antara karakter -SUMTRA -SUMATRA (South -Sumatra) ketika dia melihat ping pong di Peparnas 2024 di rak.

36 -tahun -LOVE mengatakan ini adalah pertama kalinya dia berpartisipasi dalam Peparnas dan sayangnya dia tidak bisa membawanya pulang.

Namun demikian, ia masih senang menjadi bagian dari Peparnas dan secara aktif belajar menjadi atlet yang lebih baik. Salah satu cara untuk belajar memperhatikan atlet dalam kompetisi.

“Bahkan ketika aku kehilangannya. Banyak orang bertemu teman yang lebih tua untuk berbagi pengalaman luar biasa. Jadi aku melakukan ini, meskipun aku masih melihat bagaimana melakukannya dengan baik, aku belajar.” Musarul mengatakan kepada LIPUTAN6.com ketika dia bertemu di Sukoharjo Gor Bung Karno (Jumat 10/10/2010).

Musarul belum cacat sejak kelahiran kecelakaan sepeda motor yang ia alami pada tahun 2011 pada usia 21.

“Pada tahun 2011, kecelakaan sepeda motor bukan amputasi, tetapi karena tulang belakang terganggu dan tidak bisa berjalan,” kenang pria di kursi roda.

Pria yang bekerja sebagai pedagang online setiap hari mengatakan dia tidak yakin ketika dia pertama kali memiliki kecacatan.

Di masa lalu, ia percaya bahwa kecacatan menghambat perkembangannya. Tetapi sekarang dia menyadari bahwa para penyandang cacat perlu berkembang.

Masarul menjelaskan, “Awalnya saya tidak percaya diri, saya tidak percaya diri, dan saya dapat menyalakan bola ping-pong ketika tulang belakang saya pecah. Jelas, selama kami ingin berlatih, terutama untuk praktik disabilitas yang menyesuaikan subjek.

Masarul menyarankan para penyandang cacat untuk terus menjadi antusias dan percaya diri. Karena dia sekarang menerima dukungan dari pemerintah.

“Pertahankan antusiasme terhadap disabilitas, terutama sekarang, ketika pemerintah telah memberi kami dukungan 100% alih -alih membedakan umum atau kecacatan, jadi itu masih antusias,” kata Msalur.

Dia juga menyarankan para penyandang cacat agar tidak merasa rendah diri.

“Jangan pernah lebih rendah karena kita sama, tidak ada perbedaan, dan itu bisa sama dengan mereka yang memiliki anggota penuh, tidak ada perbedaan, terutama karena tidak ada wadah untuk setiap wadah. Penting untuk tetap bersemangat dan penting untuk merawat hati kita karena Tuhan tidak melihatnya.

CATEGORIES:

Kesehatan

Comments are closed

Latest Comments

No comments to show.
PAY4D gbk99