Kasus Bripda F, Pakar Ungkap Dampak Psikologis Korban Pemerkosaan Dinikahkan dengan Pelaku

Repealika.co.id, Jakakarta – Seorang psikolog di University of Indonesia, Prof. Rose Mini Age Salim menyesali praktik pernikahan korban dan penjahat dari pemerkosaan. Dia mencatat bahwa ini dapat mempengaruhi korban psikologis korban.

“Ketika korban menikah dengan pelakunya, itu tidak diragukan lagi akan membuat korban tidak nyaman dan tidak boleh dilakukan. Saya juga terkejut mengapa pelaku diberi kesempatan untuk menikahi korban ini,” kata profesor psikologi UI ketika menghubungi Repumentik.co.id.

Pernyataan Profesor Rose, sebagai tanggapan terhadap kasus Britda, seorang anggota Polisi Regional Soup Selatan, yang dilaporkan pada tahun 2023 karena dugaan pemerkosaan dan memaksa para korban untuk melakukan aborsi. Bripda C dikatakan telah menikah dengan korban untuk menghindari sanksi yang tulus untuk pemecatan (PTDC).

Sayangnya, setelah menikah, Bripda C diduga tidak akan bertanggung jawab dengan jujur, karena suami suaminya, Bripda C, mengumumkan bahwa dia menolak untuk tinggal di rumah yang sama dan meninggalkan istrinya. Menurut Prof. Rose, Bripde C mengambil tindakan. Karena korban pada akhirnya harus sembrono lagi di mana ia dapat menerima keadaan psikologis korban.

“Jadi, menurut pendapat saya, ketika korban diperkosa, dia dihancurkan dan sekali lagi merasa berharga. Kemudian korban dilemparkan lagi, penderitaan ganda karena dia menjadi istrinya tidak mendapatkan haknya,” kata Prof. Mawar.

Prof. Rose mengatakan para korban pemerkosaan akan mengalami cedera besar di mana mereka merasa tidak berharga, merasa tidak aman dan merasa tidak memiliki masa depan. Alih -alih menikahi para pelaku, korban harus memberikan bantuan untuk pulih.

“Jadi itu bahkan belum menikah, itu bukan cara untuk memaksa korban pulih. Victic benar -benar tidak memiliki cinta, jadi mungkin dia mau karena dia tidak memiliki kekuatan untuk menemukan. Jadi, orang yang pertama -tama membantu memulihkan korban tentang bagaimana perasaannya lagi, dapat melihat kehidupan lagi,” katanya. Mawar.

Ketika korban gagal pulih dari trauma, ia takut menderita depresi berat. Menurut Prof. Rose, individu dengan pengalaman depresi bertahun -tahun untuk menarik diri dari kehidupan sosial dan bahkan bunuh diri.

“Efek dari berbagai jenis adalah yang meninggalkan lingkungan dan kemudian tidak memiliki hal -hal buruk, seperti konsumsi alkohol, juga merupakan narkoba atau juga dapat melakukan bunuh diri. Rose.

CATEGORIES:

Hiburan

Comments are closed

Latest Comments

No comments to show.
PAY4D gbk99