Republika.co.id, Jakarta – Efek pelecehan anak atau kekerasan pada anak -anak tidak dapat diterima. Sebuah studi baru -baru ini menunjukkan bahwa anak -anak dengan korban kekerasan nantinya akan lebih sensitif terhadap berbagai penyakit daripada orang dewasa.
Studi ini, yang diterbitkan dalam Journal of Child Abuse, menunjukkan bukti yang sah bahwa orang dewasa yang mengalami kekerasan fisik dan seksual sebagai seorang anak lebih diserang oleh peradangan, sendi, asma, penyakit paru obstruktif kronis (COPD), serangan jantung, depresi dan kecacatan. “Hasil penelitian ini memperhitungkan usia, ras, pendapatan, kesehatan, dan obesitas,” hasil penelitian ini memperhitungkan hasil penelitian ini, “Andie MacNeil, penulis yang bekerja dari University of Toronto, baru -baru ini melaporkan di halaman medis berita. Katanya.
Studi ini juga meneliti apakah keberadaan sosok orang dewasa yang memberikan perasaan aman di rumah memiliki efek pada kesehatan jangka panjang anak -anak dengan kekerasan.
Tidak hanya untuk anak -anak, tetapi juga korban kekerasan, kehadiran sosok perlindungan memiliki efek pada anak -anak tanpa kekerasan. Anak -anak yang tumbuh di rumah tanpa angka perlindungan memiliki pilihan 20 hingga 40 persen lebih tinggi, terlepas dari kisah kekerasan jika mereka memiliki gangguan kesehatan fisik dan mengalami depresi dua kali di masa dewasa dua kali.
“Ini menunjukkan bahwa kurangnya hubungan yang aman dan stabil dengan orang dewasa bisa berbahaya bagi kesehatan anak dan kekerasan fisik.” Katanya.
Namun, para peneliti menekankan perlunya lebih banyak pekerjaan untuk belajar lebih banyak dalam temuan ini. Pada dasarnya, sehubungan dengan alasan mengapa beberapa orang dewasa tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai untuk anak -anak mereka di rumah.
Comments are closed