JAKARTA, cruzrojaayamonte.org – Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan merupakan program global yang dibuat oleh organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengatasi permasalahan global. ZUR memiliki 17 poin, antara lain mengentaskan kemiskinan, mengakhiri kelaparan, kesehatan dan kesejahteraan yang baik, pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, akses terhadap air bersih dan air limbah, energi bersih dan terjangkau, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, infrastruktur, industri dan inovasi, hingga Mengurangi kesenjangan. , kota dan komunitas yang berkelanjutan, konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, untuk mengatasi perubahan iklim, melindungi ekosistem laut, melindungi ekosistem darat, perdamaian, keadilan dan institusi yang kuat, dan kemitraan untuk mencapai sasaran. BRI Life berkomitmen untuk terus melakukan inovasi dalam pelaksanaan kegiatan sosial, lingkungan, dan budaya tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL). Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan bersama yaitu tsur. Program ini dilaksanakan melalui tiga pilar utama yaitu “hijau”, “sehat” dan “cerdas” yang bertumpu pada pemenuhan hak asasi manusia secara adil dan setara untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat. Sekretaris Perusahaan Bri Life Ade Nasution mengaku berkomitmen untuk tetap hadir di tengah masyarakat melalui berbagai program TJSL sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) pada Desember 2024. Ia mengaku telah menggagas berbagai program yang memiliki dampak besar. dampaknya, termasuk pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (MMSP). , transformasi teknologi rumah kaca (Green House), serta penanaman pohon untuk reafeksi. Bicara soal green house, Bri Life bekerjasama dengan Toyyiba Al Islam, Lambang, Bandung Barat, Jawa Barat. Dalam kegiatan yang berlangsung pada tanggal 19 Desember tersebut, ADE mengaku telah melakukan penyerahan rumah kaca dengan instalasi irigasi tetes dan sistem sirkulasi, yang dilanjutkan dengan pembuatan basis asli teknologi tersebut “rumah kaca meningkatkan produktivitas tanaman sayur-sayuran untuk memenuhi kebutuhan pangan, mentransformasikan kegiatan bercocok tanam menjadi salah satu cara penguatan modal usaha “madrasah-madrasah interanial, pengurangan waktu panen menjadi 20 hari sekali dan pola pembagian hasil panen serta pengenalan penanaman Penggunaan. Sistem irigasi dan sirkulasi tetes, jelasnya. Kementerian Perindustrian membantah kualitas SDM menjadi alasan Apple enggan membangun pabrik di Indonesia. Kualitas SDM dan birokrasi yang rumit. cruzrojaayamonte.org.co.id 23 Januari , 2025
Comments are closed