Jakarta Elimode Ujian Nasional (PBB) di Indonesia pada tahun 2020 memiliki dampak besar pada lulusan sekolah menengah yang ingin terus belajar di luar negeri. Dalam hal ini, di Belanda dan kampus Jerman.
Negara bagian ini diungkapkan oleh konten pencipta Irwan Prasetiyo dengan akun Instagram @irwanprasetiyo. Dia menyatakan bahwa kebijakan eksklusif ini berhenti menerima lulusan SMA Indonesia, terutama di Belanda, karena beberapa universitas di Belanda.
Baca lagi: Gace, berikut adalah beasiswa ke -20 yang dipegang pada akhir tahun, kuliah gratis di luar negeri.
Ilwan, yang sekarang bekerja sebagai manajer senior di Amerika Utara di Adidas, menyatakan bahwa Universitas Twente, salah satu universitas Belanda, belum lulus dari Indonesia karena tidak adanya hasil PBB. Persyaratan langsung memenuhi syarat.
“Pada tahun 2020, tidak ada lagi hasil di Indonesia, jadi lulusan sekolah menengah menjadi tidak dapat menerima langsung di Belanda sejak tahun 2020,” kata Irwan (23/09/2024) dari Instagram.
“Ini karena tingkat pendidikan sekolah menengah kami dianggap tidak setara dengan sekolah menengah di Belanda,” lanjut Ilwan.
Baca Juga: LPDP terbaru dan Australian Awards menyediakan beasiswa S2 bersama -sama
Hal yang sama terjadi di banyak universitas lain di Belanda karena sertifikat lulusan, yang lulus dari Sekolah Menengah Indonesia, bukan hanya Universitas Twente, cocok untuk mendaftar di Hog School dan Applied Science. Kemampuan seperti itu.
Negara bagian ini juga terjadi di Jerman. Irwan menjelaskan bahwa persyaratan pengakuan untuk Studiegleg, sebuah fasilitas untuk lulusan internasional, menjadi lebih sulit. “Jika harga minimum adalah 60 sebelumnya, lulusan SMA Indonesia sekarang naik menjadi 85,” tambahnya.
Menurut Irwan, ini adalah bukti bahwa perubahan kebijakan pendidikan Indonesia, seperti penghapusan PBB dan kurikulum umum, tidak dapat dihindari dari negara lain. Setelah melihat perubahan ini, mereka membuat penilaian sendiri tentang kualitas pendidikan Indonesia.
Comments are closed